Kevin temanku memberi tahu aku kalau di depan kelas anakanak
cewek udah ngantri mau memberikan cokelat untukku “astagaaa aku lupa hari ini
hari valentine, kenapa kamu tidak mengingatkanku?!” aku malah menyalahkan Kevin
“jeeh kamu ini gimana sih, kok malah menyalahkan aku” kata Kevin membela diri
“sudah cepat sembunyi! Sebelum kamu dimakan para cewek itu!” kata Kevin memberi
isyarat kalau anak anak cewek diluar sudah hampir masuk. Walaupun Kevin
orangnya mengesalkan, menjengkelkan, menyebalkan, dan sejenisnya dia itu
sahabtku sejak kami masih sd, dia sangat care padaku. Aku sembunyi di kolong
meja kemudian “bruuuuukk....” anak anak cewek berhamburan masuk kelasku.. tapi
suasana kemudian hening saat mereka yak menemui aku di ruangan tersebut.
“mana Daniel?” tanya Lyra pada Kevin –bukannya geer- dia itu salah satu
cewek yang sangat menggilaiku dan selalu mengejarku kemana pun aku pergi.
Aku kadang merasa hera n Lyra selalu datang tiba tiba seperti........ *aku tak
tega menyebutnya, kalian pasti sudah bisa menebaknya* -kembali lagi- sekarang
cewek cewek itu sudah keluar dan...... tepat saat bel berbunyi! Belum sempat
aku keluar dari kolong meja guru, Pak Robert sudah masuk kelas dengan
perawakannya yang besar, wajahnya yang ganas dan membuat lidah semua
siswa kelu saat berhadapan dengannya!!! *ya ku tahu ini agak lebay*
ASTAGAAAA MATILAH AKU! Harus bagaimana sekarang??? Masa iya aku harus diam
disini sampai jam pergantian pelajaran?! Aroma kaus kaki Pak Robert membuat kepalaku
sedikit pening dan perutku mual. Kaus kakinya ini sudah berapa lama tidak
dicuci?? Baunya...... emm..... seperti telor busuk yang sudah diijak-injak di
tempat pembuangan sampah ckck aku menggelengkan kepalaku dan-aah aku ini mikir
apa, gimanapun dia ini tetap guruku, kataku dalam hati.
“tok tok tok” terdengar suara dari luar kelas. Aku masih keringat dingin di
kolong meja. Sepertinya guru piket datang untuk mencatat nama siswa yang tidak
hadir. Pak Robert keluar kelas untuk menemuinya. Aku bingung. Apa sekarang
waktunya yang tepat untukku keluar dari tempat kecil nan sempit ini?? Dengan
pasti aku keluar lalu memberi isyarat pada semua teman sekelasku supaya mereka
bisa tutup mulut. Akhirnya aku pun lega duduk di samping Kevin. Rupanya Pak Robert
tidak sadar kalau tadi aku tidak berada di ruang kelas. Terima kasih Tuhaaaan,
aku bersyukur dalam hati.
“hampir saja ketahuan!” protes Kevin “ssssuut kau bisa diam tidak?”
jawabku dengan nada kesal “kau lupa valentine? Cowok maca apa sih yang lupa
dengan valentine?” “kau ini menyindir atau mengejek haa?!” “HAHA itu sama aja
bodoh” “hhhh baiklah aku mengalah” “kau bukan mengalah tapi memang kalah bodoh”
Kevin semakin mengejekku “sudahlah tak usah dibahas lagi bisa?” kataku kesal
dengan nada pasrah. Kevin hanya tersenyum tanda menang. Yaaah akhirnya aku bisa
mengikuti pelajaran ini, walaupun aku bimbang nilai ujian matematika ku akan
mencapai 75. Rasa lelahku hilang saat aku bertemu Thabita, entah mengapa tiap
aku melihat senyumnya dan menatap matanya gairah semangat langsung muncul pada
diriku. Aku tersenyum padanya. Thabita membalas senyumku. Astagaaaa betapa
senangnya aku, thabita bak mentari yang menyejukkan hatiku. Pikiranku buyar
karena anak anak cewek mengerjaku lagi. Ya Tuhaaaan apa penderitaanku tadi
belum cukup?
Spontan aku menggenggam tangan Thabita dan membawanya ke UKS. Niatku, ya untuk
bersembunyi di sana, tapi Thabita? Harusnya aku tidak usah membawanya. Payahnya
diriku ini. Aku bingung harus bilang apa pada Thabita “kenapa kau bawa aku ke
sini?” Thabita membuka pertanyaan yang tak bisa ku jawab. “Maafkan
aku ta, aku refleks menarikmu tadi. Habisnya cewek cewek itu......” belum
sempat selesai bica Thabita memotong pembicaraanku. “HAHA dasar anak eksis, idaman
para cewek yaaa” Tata menggodaku “kamu ini bilang apa sih” kataku agak
malu-malu
“eh...” kami berbicara serempak. Aku makin salah tingkah. Ya Tuhan sekarang aku
berdua dengan cewek secantik tata di sini. “duluan saja” aku mengalah “tidak,
kau saja” kata tata sambil menundukkan kepalanya “aaah sebenarnya tidak begitu
penting, kau saja dulu “baik” ujarnya. “aku Cuma ingin tanya, kau pasti risih
kan dikejar kejar cewek sebanyak itu hampir setiap hari?” “kau saja tau”
aku duduk di atas kasur uks di sampingnya dengan jarak sekitar satu meter
dengannya.
Dia hanya tersenyum tipis “kau tadi mau bilang apa?” dia mengingatkan “aku?
Aku...em.. apa ya? Emm aku Cuma mau bilang, kalau rambutmu terurai seperti ini
kau terlihat lebih cantik” aku melepas ikat rambutnya yang berwarna biru dan
membiarkannya terurai. “aah kamu ini ada ada saja” dia tertawa kecil. Kalau
boleh jujur aku sangat gugup saat dia bilang begitu. Kata kata itu terlontar
begitu saja dari mulutku “kayaknya anak anak sudah pulang, ayo lebih baik kita
keluar. Kata Thabita memotong “yaaah padahal lama lama saja mereka mencariku,
semakin lama semakin baik” kataku pelan “apa katamu??” Thabita menatapku.
Tatapannya selalu membuat darahku seakan mengalir cepat dan jantungku berdegup
kecang sampai membuatku gugup tak karuan kalau melihatnya *oke ini lebay*.
“hah? Tidak tidak. Aku tidak bilang apa apa” alasanku. Dia sedikit curiga tapi
kemudian menghiraukannya.
“bagaimana kalau kau ku antar pulang?” tawarku “orang aneh! Berani-beraninya
ngajak pulang” katanya salah tingkah “anggap saja sebai permintaan maafku
karena telah membawamu ke uks hehe” “haha kau ini, sudahlah sanaa, aku duluan
yaaa. Jangan mimpikan aku yaa” thabita pun pergi “oke kali ini aku gagal. Lain
kali pasti lihat saja!”
Sampai di rumah aku masih senyum senyum sendiri mengingat hal bodoh –sebenarnya
menyenangkan- bersama Thabita tadi “dia cantik sekali ya, manis pula” beberapa
detik kemudian- “aah aku ini ngomong apa” tukasku. Kemudian aku bergegas ke
dapur dan mengambil segelas air dari kulkas sambil senyum senyum tak karuan.
“ehem, ada apa nih anak ibu senyum senyum sendiri di dapur” aku kaget dan
menelan air itu dengan terpaksa “eh... ibu, gakpapa kok bu” aku coba cari
alasan “ibu tau kok, kalau gejalanya seperti kamu ini pasti sedang jatuh cinta,
ya kaan? “haaaaah? Maksud ibu ngomong gitu apa coba? Sontak aku kaget mendengar
ibu bilang begitu “aku hanya senang saja kok” kataku sambil berjalan menuju
ruang tengah “alah tak usah bohong pada ibumu ini. Ayooo siapa gadis yang
memikat hati anak ibu semata wayang ini?” ibu semakin menggodaku “maksud ibu
apa sih? Sudahlah aku lelah mau tidur” “muaaaah” kucium pipi ibuku dan lari ke
kamar.
***
Pagi-pagi sekali aku sudah berangkat ku sekolah, takut ketemu anak-anak cewek
lagi. Sekolah masih sepi jam segini, saat mau masuk kelas thabita ada di depan
pintu kelasku sedang ngintip-ngintip. “heh” thabita melompat saking kagetnya
sampai hampir terjatuh tapi aku tahan dong hehe. –hening-n “ehem...sampe kapan
mau aku gendong terus kayak gini?” kataku agak mencibir –padahal senengnyaaa-
“eh..ehem maaf maaf” tata langsung berdiri “sorry” tambahnya “emang gampang
minta maaf? Gak yaw” dia mulai curiga “maksudnya” “em....kamu harus...” belum
sempat aku lanjutkan si jelek kevin sudah datang “hei lo berdua ngapain
disini?” dia melirik jam sesaat lalu kembali menatap kami “jam enam lewat 10
menit 16 detik daniel pacaran with thabita. Gue yakin ini bakal jadi trending
topic sekolah” kata kevin tanpa dosa. “eloooooo!!!” aku dan tata teriak
bersamaan astaga-__-
“cieee lo berdua makin kompakan aja” kevin menggodaku “gak ya vin” aku mengelak
“eh vin, dan, aku balik ke kelas aja ya” kata tata “eciee ngomongnya aku kamu
yaa” kevin belum puas menggoda “yaudah sana ta si danil gabakal kangen kok” “zz
diem lo kevin” aku yakin wajahku pasti sduah kayak kepiting rebus sekarang,
masih berusaha tersenyum untuk memperlihatkan wajahku pada tata “sorry ya ta,
kevin emang gitu sih” “iya santa aja dan” tata pergi ke kelasnya
Setelah tata terlihat sudah masuk ke kelasnya, aku langsung menarik kevin ke
dalam. “keviiin lo mau buat gue malu di depan tata? Awas ya lo!!” “napa dan?
Ciee ada hati kayaknya nih” kevin menggoda (lagi) “stoooopp!! Itu urusan gue”
***
Setelah jam pelajaran terakhir Tiara datang untuk menyuruhku membantu
tugasnya. Tiara itu teman satu kelasnya tata. Lumayan kan bisa nanyain si tata
hehe. Sambil bantuin tiara ngerjain tugasnya, aku mulai nanya-nanya. “eh ra, lu
kan sekelas sama tata tuh, lu deket sama dia ga?” tanyaku penasaran “hah? Tata?
Oh cieeh gue tau lu kan suka sama dia ya kan.....” loh loh kok si tiara udah
tau juga, jangan-jangan kevin udah sebarin nih, sialaaaann
“emm gue sih gabegitu deket sama dia dan, tapi kalo lo butuh info, gue siap
bantuin deh, asalkan tugas sama peer gue lo bantuin” tiara ngasih penawaran
nih? “emm...” aku berpikir sebetar “gimana dan? Deal?” ......... “deal!”
Sampai di rumah, tiara udah meng-smsku. Update banget ya tuh anak, ga rugi gue
deh kerja sama sama dia soal ginian
“dia suka warna biru, suka dateng ke sekolah pagi banget, suka rujak, gak suka
ikan, gak terlalu suka sama cowok romantis, suka cowok pemain basket dan gak
suka dicuekin.”
Good job!! Aku sudah dapat sedikit info tentang tata. Tapi.... kok aneh banget
sih gak suka cowok romantis? Ya udahlah gapapa gamasalah
Besok mau lakuin yang mana dulunya..... eh kok aku jadi terobsesi gini sama
tata?? Aaahh tata kau buat aku gila *eaa
Hari ini aku dateng pagi berharap ketemu sama tata lagi. Paaassss
banget dia lagi jalan, aku pun menghampirinya “hei jelek, ayo naik” tata tampak
kaget “eh.. eh daniel, gak, gak perlu, aku jalan aja” “udah naik buruan” aku
turun dan memkasanya untuk naik, “apa perlu digendong biar naik” aku mulai
menggodanya “ha? Iya deh iya tapi gaenak sama orang-orang tau” tata tampak
sangat malu “gapapa maish pagi belum ada siapa siapa buruan” dengan bertubi
tubi paksaan akhirnya ia ikut aku
Tau kan perasaan ku saat itu gimana... aaa senang sekali kayak lagi terbang dan
beraharp jangan jatuh(?) pertanyaannya, perasaan si tata itu sekarang
gimana?-_-
oke, sampe saat ini jangan dulu banyak berharap, pelan pelan tapi pasti hehe.Sampai di sekolah, ternyata sesuai dugaan, sekolah masih sepi. tapi ada dua orang anak OSIS yang lagi nempelin sesuatu di mading, aku dan tata mendekatinya. Ternyata ada berita tentang...... tentang promnite! oke acaranya 2 minggu lagi, tapi aku harap aku bisa menggandeng tata ke acara promnite nanti.
Tata cuma diem aja ngeliatin berita itu, gada ekspresi sedikit pun-___- *sabar daniel sabar* "gue ke kelas ya dan" kata tata pamit "eh.. iya ta" aku cuma bisa kasih senyum aja sambil mikirin gimana caranya ngajak dia nanti.
oke, aku putusin buat beraniin nanya kevin. "vin, lo udah liat berita em.. mading.. em.. promnite.. em.." aku bingung mau nanya gimana-_- "lo mau ngajak tata kan?!" kevin menepuk pundakku sampe aku terlonjak kaget. "santai dong vin elaaah" "udah deh, lo mau nanya gue gimana caranya ngajak tata ke acara promnite itu kan? iya kan??" kata kevin yang seperti biasa selalu menggodaku. "em...em.." "tenang aja sob, itumah gampang, gue pasti bantu lo!" aku terkesiap dengan perkataan Kevin "serius lo??" kataku membulatkan mata "iyaa tapi kalo berhasil lu traktir gue makan di kantin 3 hari aja, oke? gimana?" "deal!" aku mengiyakan.
***
seminggu berlalu dan aku belum mengetahui apa rencana kevin sebenarnya, kalau ditanya dia cuma jawab tunggu tanggal mainnya ajadeh. tapi semakin hari lyra -cewek yang menyukaiku- makin bersikukuh untuk mengajak aku menjadi pasangannya nanti. kalau aku tolak kan gak enak, makanya aku hanya diam atau berusaha menghindar saja kalau lyra bertanya.
hari ini lyra sudah datang lagi menemui aku untuk hal yang sama, mengajak pergi ke promnite nanti. akhirnya aku menolaknya mentah-mentah walaupun aku agak gak enak hati
"sorry banget lyra, gue mau ngajak orang lain ke acara itu, sorry ya" lyra tampak kecewa dan-marah- tapi mau gimana lagi, aku ogah banget pergi sama dia.
***
besooookkk!! besok acara promnite, dan si kevin gila itu belum kasitau aku apa dia berhasil sama rencananya. kalau ditanya tunggu tunggu aja, tunggu sampe kapan wong acaranya besok-___- aku kesal setengah mati sama kevin. pulang sekolah hari ini aku makan ogah-ogahan di rumah, kesel jengkel sama tuh anak. mungkin terpaksa besok ke acara promnite nya sendirian aja kali ya u,u
***
aku pamitan pada mama lalu menyalakan motorku, sampe saat ini aku gak akan maafin si kevin! erangku dalam hati. Aku pun melaju menuju acara promnite SENDIRI!! mungkin telat 10 atau 15 menitan tapi gapapa lah, gapunya pasangan malu datengnya juga.
setelah memarkirkan motor lalu menyimpan helm di spionnya -dan masih muka melas- tiba tiba tanganku digandeng seseorang. Aku terperanjat kaget -tapi aku diam tanpa menoleh- "palingan lyra, diem deh lo!" "loh kok lyraaa sih, ini aku daniel" aku kaget mendengar suara itu, jelas itu suara tata. ya! aku kenal betul! langsung aku menoleh dan melihat tata tanpa kedip dengan gaun birunya dan rambutnya tergerai dengan bando berwarna senada dengan gaunnya. "eh...ini...ini tata kan?" "idiiih daniel masa kayak orang gakenal gitu deh" kata tata dengan raut kesal "hehe abisnya tata cantik sih, kan jadi pangling" kataku sedikit menggodanya "ah daniel gombalnya keluar sambil mencubit perutku "tata genit cubit cubit" "makanya jangan gombal, yuk ah masuk, udah telat noh. rambutnya tuh berantakan" aku kaget saat tata merapikan tatanan rambutku. "ehem.... itu lagi ngapain? awas naksir loh...." aku makin menggodanya "diih gak yaw, yok ah" "ettt bentar, mau masuk kan?" tata mengangguk "gandegan dong....." sebelumnya aku takut tata gak mau, tapi.... dia mau! dia menggandengku! yes! "yaudah deeeh" kami pun masuk berdua ;)