Pagi ini laut seperti menyatu dengan langit. Garis batas horizon seperti
tak lagi nyata, melebur dalam satu sapuan kuas biru lembut bercamput
putih yang tersipu malu, membaurkan batas antara surga dan dunia. Pagi
ini, damai ada dalam sepi yang tak tertemukan tapi diam diam sembunyi
ditengah riuh dentam mesin dan teriakan orang yang tak kenal waktu. (lebay gak? gak ya -_-v) yuk lanjut...
Tak seperti fajar sebelumnya, yang menyeruak kuat dengan sinar merah keemasan. Dan merajut cahaya nan agung dari semburat surya yang tak mampu lagi disembunyikan. Awan yang mengalah pelan pelan sambil mempersilahkan matahari mematut dirinya di permukaan laut dengan sempurna. Dan laut pun memantulkan bayang keemasan yang menyilaukan mata. Pagi ini, langit hanyalah satu kanopi biru agung tempatku istirahat sejenak dari lelah.
Tak seperti fajar sebelumnya, yang menyeruak kuat dengan sinar merah keemasan. Dan merajut cahaya nan agung dari semburat surya yang tak mampu lagi disembunyikan. Awan yang mengalah pelan pelan sambil mempersilahkan matahari mematut dirinya di permukaan laut dengan sempurna. Dan laut pun memantulkan bayang keemasan yang menyilaukan mata. Pagi ini, langit hanyalah satu kanopi biru agung tempatku istirahat sejenak dari lelah.
Kau tau? entah kenapa semangatku berkurang pagi ini. Lelah merasuki tubuhku, kakiku ngilu dan mulai lemas. Kepalaku berat entah mengapa. Rasa sakit di kepalaku ini sering terjadi hampir setiap hari, malam tadi sudah kupaksakan untuk minum obat analgetik, padahal sebelumnya aku benar-benar anti obat. Tapi demi mengurangi sakit di pagi ini, aku sudah menyempatkannya. Rasa sakitnya memang berkurang, tapi kadang-kadang saat aku bicara atau terlalu lelah, sakitnya seketika terasa menggerogoti otakku dan menyuruhku untuk berhenti berpikir. Mungkin memang ini karena aku terlalu lelah dan kurang istirahat.
Yah mau gimana, sekolah mulai dari matahari terbit sampai sembunyi lagi. gimana gak lelah ya kan? hft -_-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar