"Too often we don't realize what we have until its gone. Too often we're too stubborn to say 'sorry, i was wrong'. Too often it seems we hurt the ones closest to our hearts. AND WE LET THE MOST FOOLISH THINGS TEAR US APART"

Minggu, 14 Oktober 2012

Tuhan, Jadikan Aku Batu Karang

Kukubur gelisah dalam-dalam
di ceruk, yang dalamnya tak terkatakan
Lalu kubawa dengan gerak cahaya menjauh darimu
Menghitung jarak antara usia pertama hingga akhir tiba
Sedang nyala luka yang kau tiupkan
dengan sihir yang melantakkan peta masa depan

Miniatur menjulang yang kubangun
dari kumpulan hari yang kutumpuk,
rindu jadi tiang langit
kau lempar dekat perapian

Kuurai benang yang kau rekat kuat-kuat
dengan keringat dan air mata
juga duri-duri mawar kata yang kau serahkan
berserakan di pelataran sepiku
Kueja luka dan Dia menjanjikan tawa

Kubuka gelisah diam-diam
kubuka sepucuk surat yang dialamatkan kepada nasibku
kubaca dengan gagah, kuiris hatiku sendiri
Jadilah aku laut yang debur, malam ini

Kupungut peta mimpiku
Kuluruskan, jadi album berjuta luka
Jadi kertas yang ditancap duri-duri mawar
Aku getir, geliat
Ingin memusnahkan kata-kata

Tuhan, jadikan aku batu karang yang kuat
Menopang hari-hari di depanku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar